A.
TCP/IP
TCP/IP
(singkatan dari Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah standar
komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses
tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan Internet.
Protokol
ini tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang protokol ini berupa kumpulan
protokol (protocol suite). Protokol ini juga merupakan protokol yang paling
banyak digunakan saat ini. Data tersebut diimplementasikan dalam bentuk
perangkat lunak (software) di sistem operasi. Istilah yang diberikan kepada
perangkat lunak ini adalah TCP/IP stack.
Protokol
TCP/IP dikembangkan pada akhir dekade 1970-an hingga awal 1980-an sebagai
sebuah protokol standar untuk menghubungkan komputer-komputer dan jaringan
untuk membentuk sebuah jaringan yang luas (WAN). TCP/IP merupakan sebuah
standar jaringan terbuka yang bersifat independen terhadap mekanisme transport
jaringan fisik yang digunakan, sehingga dapat digunakan di mana saja.
Protokol
ini menggunakan skema pengalamatan yang sederhana yang disebut sebagai alamat
IP (IP Address) yang mengizinkan hingga beberapa ratus juta komputer untuk
dapat saling berhubungan satu sama lainnya di Internet. Protokol ini juga
bersifat routable yang berarti protokol ini cocok untuk menghubungkan
sistem-sistem berbeda (seperti Microsoft Windows dan keluarga UNIX) untuk
membentuk jaringan yang heterogen.
Protokol
TCP/IP selalu berevolusi seiring dengan waktu, mengingat semakin banyaknya
kebutuhan terhadap jaringan komputer dan Internet. Pengembangan ini dilakukan
oleh beberapa badan, seperti halnya Internet Society (ISOC), Internet
Architecture Board (IAB), dan Internet Engineering Task Force (IETF).
Macam-macam protokol yang berjalan di atas TCP/IP, skema pengalamatan, dan konsep
TCP/IP didefinisikan dalam dokumen yang disebut sebagai Request for Comments
(RFC) yang dikeluarkan oleh IETF.
1.
Arsitektur
TCP/IP
Arsitektur
TCP/IP tidaklah berbasis model referensi tujuh lapis OSI, tetapi TCP/IP
merngimplemenasikan arsitektur berlapis yang terdiri atas empat
Berikut
adalah macam – macam Layer TCP/IP , yaitu :
1)
Application
Fungsi Layer Application :
Berfungsi
menyediakan servis-servis terhadap software-software yang berjalan pada
komputer. Protokol-protokol yang beroperasi pada Application Layer: HTTP, FTP,
POP3, SMTP, dll.
2)
Transport
Fungsi Layer Transport :
Transport
Layer berfungsi menyediakan servis yang akan digunakan oleh Application Layer.
Mempunyai 2 protokol utama yaitu TCP dan UDP.
3)
Internet
Fungsi Layer Internet :
Internet
Layer memiliki fungsi sebagai penyedia fungsi IP Addressing, routing, dan
menentukan path terbaik. Internet Layer memiliki 1 protokol yaitu TCP/IP.
4)
Network Access
Fungsi Layer Network Access :
Berfungsi
mendefinisikan protokol-protokol dan hardware-hardware yang digunakan dalam
pengiriman data. Pada layer ini terdapat protokol-protokol seperti ethernet
pada LAN, PPP pada WAN, dan juga Frame Relay.
TCP/IP
dapat bekerja dengan banyak teknologi transport, mulai dari teknologi transport
dalam LAN (seperti halnya Ethernet dan Token Ring), MAN (Metropolitan Area
Network) dan WAN – Wide Area Network (seperti halnya dial-up modem yang
berjalan di atas Public Switched Telephone Network (PSTN), Integrated Services
Digital Network (ISDN), serta Asynchronous Transfer Mode (ATM)).
2.
Layanan
Protokol TCP/IP
Berikut
ini adalah beberapa layanan yang dapat berjalan di atas protokol TCP/IP:
1) Pengiriman
berkas (file transfer). File Transfer Protocol (FTP) memungkinkan pengguna
komputer yang satu untuk dapat mengirim ataupun menerima berkas ke sebuah host
di dalam jaringan. Metode otentikasi yang digunakannya adalah penggunaan nama
pengguna (user name) dan password'', meskipun banyak juga FTP yang dapat
diakses secara anonim (anonymous), alias tidak berpassword.
2) Remote
login. Network terminal Protocol (telnet) memungkinkan pengguna komputer dapat
melakukan log in ke dalam suatu komputer di dalam suatu jaringan secara jarak
jauh. Jadi hal ini berarti bahwa pengguna menggunakan komputernya sebagai
perpanjangan tangan dari komputer jaringan tersebut.
3) Computer
mail. Digunakan untuk menerapkan sistem surat elektronik.
4) Network
File System (NFS). Pelayanan akses berkas-berkas yang dapat diakses dari jarak
jauh yang memungkinkan klien-klien untuk mengakses berkas pada komputer
jaringan, seolah-olah berkas tersebut disimpan secara lokal.
5) Remote
execution. Memungkinkan pengguna komputer untuk menjalankan suatu program
tertentu di dalam komputer yang berbeda. Biasanya berguna jika pengguna
menggunakan komputer yang terbatas, sedangkan ia memerlukan sumber yg banyak
dalam suatu sistem komputer.
6) Name
server yang berguna sebagai penyimpanan basis data nama host yang digunakan
pada Internet
3.
Pengalamatan
IP
IP
atau Internet Protocol berfungsi menyampaikan paket data ke alamat yang tepat
maka dari itu peranan Internet Protokol sangat penting dari jaringan
TCP dan IP., dikarenakan semua aplikasi jaringan TCP/IP pasti berpusat
kepada Internet Protocol dengan tujuan agar dapat berjalan dengan
lancar dan baik.
Sebagai
alamat dalam hubungan antar host di internet sehingga
merupakan sebuah sistem komunikasi yang universal karena merupakan metode
pengalamatan yang telah diterima di seluruh dunia dengan menentukan IP address
dapat diartikan kita telah memsuplai identitas yang universal bagi setiap
interadce komputer namun bila suatu komputer memiliki lebih dari satu
interface contohnya menggunakan dua ethernet maka kita harus memberikan 2 IP
address pada komputer tersebut
masing-masing untuk setiap interfacenya
IP
Merupakan Protokol pada network layer yang memiliki sifat dan
perananan sebagai Connectionless, yakni setiap paket data yang dikirimkan pada
suatu saat akan melalui rute secara independen. Paket IP atau
datagram akan melalui rute yang ditentukan oleh setiap router yang dilewati
oleh datagram tersebut. Hal ini memungkinkan keseluruhan datagram sampai di
lokasi tujuan dalam urutan yang berbeda karena menempuh rute yang berbeda pula.
Novi berada di Padang
ingin mengirim sebuah surat kepada Nova temannya di Palembang. Dia menuliskan
alamatnya sendiri dan alamat Nova di surat tersebut. Setelah itu ia
mengantarkannya ke tukang pos. Bagaimana surat tersebut sampe ke Nova? Karena
telah tercantum alamat di surat tersebut, tukang pos tidak bingung akan dikirim
kemana surat tersebut.
Logika
inilah yang dipakai ketika mengirimkan sebuah pesan ke perangkat komputer lain
melalui internet. Tapi bagaimana komputer mendefinisikan alamat tersebut?
Apakah dengan mencantumkan jalan, kode pos, atau negara karena pengguna
internet berada diseluruh dunia? Jawabannya tidak. Alamat yang dipakai adalah
IP (Internet Protocol) address.
Alamat
IP (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah deretan angka
biner antar 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi
untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet. Panjang dari angka ini adalah
32-bit (untuk IPv4 atau IP versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6)
yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan Internet berbasis
TCP/IP.
Sistem
pengalamatan IP ini terbagi menjadi dua, yakni IP versi 4 (IPv4) dan IP versi 6
(IPv6)
B.
IPv4
IP
versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4) adalah sebuah jenis
pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP, yang
menggunakan protokol IPv4. Panjang totalnya adalah 32-bit dan nilai maksimal
dari alamat IPv4 tersebut adalah 255.255.255.255, dimana nilai dihitung dari
nol sehingga nilai nilai host yang dapat ditampung dalam IPv4 umumnya
diekspresikan dalam notasi desimal bertitik (dotted – decimal notation), yang
dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit.
IPv4
header terbagi menjadi 14 blok, yang memiliki fungsi yang berbeda. Header
packet IPv4 terdiri dari 20 byte dan dalam header dikemas dengan byte paling
signifikan, dan untuk diagram dan diskusi, bit paling signifikan dianggap
datang pertama (MSB bit 0 penomoran). Bit signifikan adalah no 0, dimana
sebenernya ditemukan dalam empat bit paling pertama.
1)
Version =
mengindentifikasi versi IP, yang dimana untuk IPV4 nilai diset menjadi ‘4’.
2)
IHL (Internet Header
Length). Fungsinya mengidentifikasi ukuran header IP pada IHL jumlah 32-bit
pada header. Karena header IPv4 mungkin berisi sejumlah variabel pilihan,
bidang ini menentukan ukuran dari header (ini juga bertepatan dengan offset
untuk data).
3)
Type of service. Field
ini digunakan untuk menentukan kualitas transmisi dari sebuah datagram IP. ToS
sendiri sekarang dikenal sebagai Differentiated Services Code Point (DSCP) mendefinisikan cara router harus paket
antrian sementara mereka menunggu untuk diteruskan).
4)
Total Length dapat
didefinisikan sebagai panjang keseluruhan dari datagram IP, dimana mencakup
header ip dan muatan yang didalamnya dalam bentuk byte. Minimum-panjang datagram adalah 20 byte
(header 20-byte + 0 byte data) dan maksimal adalah 65.535 byte
5)
Identification,
merupakan bidang yang digunakan mengindentifikasi sebuah paket IP yang tertentu
yang akan difregmentasikan, fregmen sendiri harus unik dari sebuah IP datagram
asli.
6)
Flags, digunakan untuk
mengontrol apakah router diperbolehkan untuk fragmen dan untuk menunjukkan
bagian-bagian dari sebuah paket ke receiver).
7)
Fragment Offset,
merupakan jumlah byte dari awal paket yang dikirim aslinya, ditetapkan oleh
setiap router yang melakukan fragmentasi router IP. Selain itu Fragment
Offset digunakan untuk
mengidentifikasikan offset di mana fragmen yang bersangkutan dimulai
8)
Time to Live. Digunakan
untuk mengidentifikasikan berapa banyak saluran jaringan di mana sebuah
datagram IP dapat berjalan-jalan sebelum sebuah router mengabaikan datagram
tersebut.
9)
Protocol mendefinisikan protokol yang digunakan dalam
bagian data dari datagram IP.
10) Header
Checksum. Field ini berguna hanya untuk melakukan pengecekan integritas
terhadap header IP. Header Checksum,
berisi nilai checksum yang dihitung dari seluruh field dari header paket IP.
11) Source
address. Sebuah alamat IPv4 menunjukkan pengirim paket. Perhatikan bahwa alamat
ini dapat diubah dalam transit oleh jaringan terjemahan alamat perangkat.
12) Destination
address. Sebuah alamat IPv4 yang menunjukkan penerima paket. Seperti dengan
alamat Sumber, hal ini dapat diubah dalam transit oleh jaringan terjemahan
alamat perangkat.
13) Options.
Field header tambahan mungkin mengikuti field alamat tujuan, tetapi ini tidak
sering digunakan. Perhatikan bahwa nilai di bidang IHL harus menyertakan cukup
ekstra 32-bit untuk menahan semua pilihan.
Alamat
IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan
subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian, diantaranya :
1. Network
Identifier (Network ID) atau Network Address (alamat jaringan)
yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host
berada. Dalam banyak kasus, sebuah alamat network identifier adalah
sama dengan segmen jaringan fisik dengan batasan yang dibuat dan didefinisikan
olehrouter IP.
Meskipun demikian, ada beberapa kasus di mana beberapa jaringan logis terdapat
di dalam sebuah segmen jaringan fisik yang sama dengan menggunakan sebuah
praktek yang disebut sebagai multinetting. Semua sistem di dalam sebuah
jaringan fisik yang sama harus memiliki alamat network identifieryang
sama. Network identifier juga harus bersifat unik dalam sebuahInternetwork.
Jika semua node di dalam jaringan logis yang sama tidak dikonfigurasikan dengan
menggunakan network identifier yang sama, maka terjadilah masalah yang disebut
dengan routing error. Alamat network identifiertidak boleh bernilai 0
atau 255.
2. Host
Identifier (Host ID) atau Host address (alamat host) yang
digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host (dapat berupa
workstation, server atau sistem lainnya yang berbasis teknologi TCP/IP) di
dalam jaringan. Nilai host identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255
dan harus bersifat unik di dalam network identifier/segmen jaringan di
mana ia berada.
Alamat
IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut :
1. Alamat
Unicast, merupakan alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah antarmuka jaringan
yang dihubungkan ke sebuah Internetwork IP.
Alamatunicast digunakan dalam
komunikasi point-to-point atau one – to – one.
2. Alamat
Broadcast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh
setiap node IP dalam segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast
digunakan dalam komunikasi one – to – everyone.
3. Alamat
Multicast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh satu atau
beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau berbeda. Alamat multicast
digunakan dalam komunikasi one – to – many.
Penulisan
IPV4 terbagi 4 blok yaitu x.x.x.x dimana setiap blok merupakan penjumlahan
bilangan biner (0 dan 1) yg terdiri dr 8 bit, jadi jika ditulis dalam bit
aturannya sebagai berikut:
xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
untuk
penjumlahannya dibaca dari kanan ke kiri dengan kelipatan 2 dimulai dari 1.
128 64 32 16 8 4 2 1
X X X
X X X X
X
Jadi
bilangan terendah adalah 0 dan tertinggi adalah 255 (128+64+32+16+8+4+2+1).
Contoh penulisan ke biner dr bilangan 160 = 10100000, karena yg bit 1 hanya
nomor 8 dan 6 maka penjumlahannya 128+32
IPV4 dibagi jadi 5 class:
Berikut
adalah pembagian class dalam IPV4 “
1.
Kelas
A
Alamat-alamat
kelas A diberikan untuk jaringan skala besar. Menggunakan 7 bit alamat network
dan 24 bit untuk alamat host. Dengan ini memungkinkan adanya 27-2 (126)
jaringan dengan 224-2 (16777214) host, atau lebih dari 2 juta alamat.IP kelas A
digunakan untuk jaringan dengan host yang sangat besar jumlahnya 255.255.255 host
= 16581375 Host
Format : 0nnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh hhhhhhhh
Identifikasi : bit pertama 0
Panjang Network ID : 8 bit
Panjang Host ID : 24 bit
Byte pertama : 0 – 127
Jumlah jaringan : 126 kelas A (0 dan 127 dicadangkan)
Range IP : 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx
Jumlah IP : 16.777.214 alamat IP pada setiap kelas A
Contoh : 125.221.26.28
125 (Network ID ),
221.26.28 ( Host ID )
Letak
Network ID dan Host ID pada Ip Addres kelas A adalah Network ID pada 8 bit
pertama dan 24 bit sisanya merupakan Host ID
2.
Kelas
B
Alamat-alamat
kelas B dikhususkan untuk jaringan skala menengah hingga skala besar. Dua bit
pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B selalu diset ke
bilangan biner 10. 14 bit berikutnya (untuk melengkapi dua oktet
pertama), akan membuat sebuahnetwork identifier. 16 bit sisanya (dua oktet
terakhir) merepresentasikan host identifier. Kelas B dapat memiliki 16,384
network, dan 65,534 host untuk setiap network-nya.
Format : 0nnnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh
Identifikasi : 2 bit pertama 10
Panjang Network ID : 16 bit
Panjang Host ID : 16 bit
Byte pertama : 128 – 191
Jumlah jaringan : 16.384 kelas B
Range IP : 128.0.xxx.xxx sampai
191.155.xxx.xxx
Jumlah IP : 65.532 alamat IP pada setiap kelas
B
Contoh:
168.206.26.28
168.206 (Netwok ID )
dan 26.28 ( Host ID )
3.
Kelas
C
Alamat
IP kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil. 3 bit pertama di dalam
oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit
selanjutnya (untuk melengkapi tiga oktet pertama) akan membentuk
sebuah network identifier. 8 bit sisanya (sebagai oktet terakhir) akan
merepresentasikan host identifier. Ini memungkinkan pembuatan total
2,097,152 buah network, dan 254 host untuk setiap network-nya.
Format : 0nnnnnnn nnnnnnnn nnnnnnnn
hhhhhhhh
Identifikasi : 3 bit pertama bernilai 110
Panjang Network ID : 24 bit
Panjang Host ID : 8 bit
Byte pertama : 192 – 223
Jumlah jaringan : 2.097.152 kelas C
Range IP : 192.0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx
Jumlah IP :
254 alamat IP pada setiap kelas C
Contoh
: 192.168.26.28
Dengan 192.168.26
(Network ID ) dan 28 ( Host ID )
Letak
Network ID dan Host ID pada Ip Addres kelas C adalah Network ID pada24 bit
pertama dan 8 bit sisanya merupakan Host ID
4.
Kelas
D
Alamat
IP kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast, sehingga
berbeda dengan tiga kelas di atas. 4 bit pertama di dalam IP kelas D
selalu diset ke bilangan biner 1110. 28 bit sisanya digunakan
sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host.
Format : 1110mmmm mmmmmmmm
mmmmmmmm mmmmmmmm
Identifikasi : 4 bit pertama bernilai 1110
Bit multicast : 28 bit
Byte Inisial : 224 – 247 bit
Deskripsi : Kelas D adalah ruang alamat multicast
Karena
IP kelas D adalah IP untuk multicast maka tidak dikenal namanya Network ID dan
Host ID, Jadi dalam IP ini tak ada hal seperti itu .
5.
Kelas
E
Alamat
IP kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat “eksperimental” atau
percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat bit pertama selalu
diset kepada bilangan biner 1111. 28 bit sisanya digunakan sebagai
alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host.
Format : 1111rrrr rrrrrrrr
rrrrrrrr rrrrrrrr
Identifikasi : 4 bit pertama 1111
Bit
cadangan : 28 bit
Byte
inisial : 248 –255
Deskripsi : Kelas E adalah ruang
alamat yang dicadangkan untuk keperluaan eksperimental
C.
Subnetting
Subnetting
merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil.
Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP Address kelas B dan
IP Address kelas C. Dengan subnetting akan menciptakan beberapa network
tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network
tersebut.
Ada
beberapa alasan mengapa kita perlu melakukan subnetting, diantaranya adalah
sebagai berikut:
a. Untuk
mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa
memaksimalkan penggunaan IP Address
b. Mengatasi
masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan daam suatu network,
karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media
fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
c. Meningkatkan
security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam
suatu network.
Subnet
mask adalah istilah yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk
membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah
berada di jaringan lokal atau jaringan luar.Penggunaan sebuah subnet mask yang
disebut address mask sebagai sebuah nilai 32-bit yang digunakan untuk
membedakan network identifier dari host identifier di dalam sebuah alamat IP.
Bit-bit subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai berikut:
·
Semua bit yang
ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1.
·
Semua bit yang ditujukan
agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.
Setiap
host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan sebuah subnet
mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja, baik
subnet mask default (yang digunakan ketika memakai network identifier berbasis kelas)
ataupun subnet mask yang dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah
subnet atau supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP. Ada
dua metode yang dapat digunakan untuk merepresentasikan subnet mask, yakni:Notasi
Desimal Bertitik dan Notasi Panjang Prefiks Jaringan
1) Desimal
Bertitik
Sebuah
subnet mask biasanya diekspresikan di dalam notasi desimal bertitik (dotted
decimal notation), seperti halnya alamat IP. Setelah semua bit diset sebagai bagian
network identifier dan host identifier, hasil nilai 32-bit tersebut akan dikonversikan
ke notasi desimal bertitik. Perlu dicatat, bahwa meskipun direpresentasikan
sebagai notasi desimal bertitik, subnet mask bukanlah sebuah alamat IP.
Subnet
mask default dibuat berdasarkan kelas-kelas alamat IP dan digunakan di dalam
jaringan TCP/IP yang tidak dibagi ke alam beberapa subnet. Tabel di bawah ini
menyebutkan beberapa subnet mask default dengan menggunakan notasi desimal
bertitik. Formatnya adalah:
alamat
IP www.xxx.yyy.zzz
subnet
maskwww.xxx.yyy.zzz
Kelas Alamat
|
Subnet
mask (biner)
|
Subnet
mask
(desimal)
|
Kelas A
|
11111111.00000000.00000000.00000000
|
255.0.0.0
|
Kelas B
|
11111111.11111111.00000000.00000000
|
255.255.0.0
|
Kelas C
|
11111111.11111111.11111111.00000000
|
255.255.255.0
|
2) Panjang
Prefiks (prefix length)
Karena
bit-bit network identifier harus selalu dipilih di dalam sebuah bentuk yang
berdekatan dari bit-bit ordo tinggi, maka ada sebuah cara yang digunakan untuk
merepresentasikan sebuah subnet mask dengan menggunakan bit yang mendefinisikan
network identifier sebagai sebuah network prefix dengan menggunakan notasi
network prefix.
Notasi
network prefix juga dikenal dengan sebutan notasi Classless Inter-Domain Routing
(CIDR). Formatnya adalah sebagai berikut:
/<jumlah
bit yang digunakan sebagai network identifier>
Kelas Alamat
|
Subnet
mask (biner)
|
Subnet
mask
(desimal)
|
Prefix
Length
|
Kelas A
|
11111111.00000000.00000000.00000000
|
255.0.0.0
|
/8
|
Kelas B
|
11111111.11111111.00000000.00000000
|
255.255.0.0
|
/16
|
Kelas C
|
11111111.11111111.11111111.00000000
|
255.255.255.0
|
/24
|
Sebagai
contoh, network identifier kelas B dari 138.96.0.0 yang memiliki subnet mask
255.255.0.0 dapat direpresentasikan di dalam notasi prefix length sebagai
138.96.0.0/16.
Menentukan
alamat Network Identifier
Untuk
menentukan network identifier dari sebuah alamat IP dengan menggunakan sebuah
subnet mask tertentu, dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah operasi
matematika, yaitu dengan menggunakan operasi logika perbandingan AND (AND
comparison). Di dalam sebuah AND comparison, nilai dari dua hal yang
diperbandingkan akan bernilai true hanya ketika dua item tersebut bernilai
true; dan menjadi false jika salah satunya false. Dengan mengaplikasikan
prinsip ini ke dalam bit-bit, nilai 1 akan didapat jika kedua bityang
diperbandingkan bernilai 1, dan nilai 0 jika ada salah satu di antara nilai
yang diperbandingkan bernilai 0.
Cara
ini akan melakukan sebuah operasi logika AND comparison dengan menggunakan
32-bit alamat IP dan dengan 32-bit subnet mask, yang dikenaldengan operasi
bitwise logical AND comparison. Hasil dari operasi bitwise alamat IP dengan
subnet mask itulah yang disebut dengan network identifier.
Contoh:
AlamatIP
10000011 01101011 10100100 00011010 (131.107.164.026)
SubnetMask
11111111 11111111 11110000 00000000 (255.255.240.000)
---------------------------------------------------------------AND
Network ID 10000011 01101011 10100000 00000000 (131.107.160.000)
Subnetting Alamat IP
kelas A
Cara melakukan subnetting pada kelas A adalah
sebagai berikut : misalkan terdapat sebuah Network address 10.0.0.0/16.
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet
Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Subnetting akan berpusat di 4 hal yaitu : jumlah
subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang
valid.
·
Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 3 oktet terakhir
subnet mask. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
·
Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x
yaitu banyaknya binari 0 pada 3 oktet terakhir subnet.
Jumlah
Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
·
Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
Alamat host dan broadcastnya sebagai berikut :
Host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan
broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet 10.0.0.0
10.1.0.0 … 10.254.0.0 10.255.0.0
Host Pertama 10.0.0.1
10.1.0.1 … 10.254.0.1 10.255.0.1
Host Terakhir 10.0.255.254 10.1.255.254 …
10.254.255.254 10.255.255.254
Broadcast 10.0.255.255
10.1.255.255 … 10.254.255.255 10.255.255.255
Tabel
berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network
identifier kelas A.
Subnetting
Alamat IP kelas B
Cara melakukan subnetting pada kelas A adalah
sebagai berikut : misalkan terdapat sebuah Network Address 172.16.0.0/18.
Analisa:
172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti
11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Subnetting akan berpusat di 4 hal yaitu : jumlah
subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang
valid.
·
Jumlah Subnet = 2x,
dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet
adalah 2 x 2 = 4 subnet
·
Jumlah Host per Subnet
= 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada
2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host
·
Blok Subnet = 256 – 192
= 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet
lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
Alamat
host dan broadcastnya sebagai berikut :
Host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan
broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet
172.16.0.0 172.16.64.0
172.16.128.0 172.16.192.0
Host
Pertama 172.16.0.1 172.16.64.1
172.16.128.1 172.16.192.1
Host
Terakhir 172.16.63.254 172.16.127.254
172.16.191.254 172.16.255.254
Broadcast
172.16.63.255 172.16.127.255 172.16.191.255
172.16..255.255
Tabel
berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network
identifier kelas B.
Subnetting Alamat IP
kelas C
Cara melakukan subnetting pada kelas C adalah
sebagai berikut : misalkan terdapat sebuah Network Address 192.168.1.0/26.
Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet
Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Subnetting akan berpusat di 4 hal yaitu : jumlah
subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang
valid.
·
Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet
terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir
untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
·
Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x
yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per
subnet adalah 26 – 2 = 62 host
·
Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet
berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah
0, 64, 128, 192.
Untuk alamat host dan broadcastnya sebagai berikut :
Host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan
broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet 192.168.1.0
192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192
Host Pertama 192.168.1.1
192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193
Host Terakhir 192.168.1.62
192.168.1.126 192.168.1.190
192.168.1.254
Broadcast 192.168.1.63
192.168.1.127 192.168.1.191
192.168.1.255
Tabel
berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network
identifier kelas C.
DAFTAR PUSTAKA
http://0ch4.wordpress.com/pengertian-tcpip/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar